Jakarta – https://www.pantiasuhan-hidayah.org/ — Alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) Farizal Rizky Muharam berhasil lolos ke Harvard Medical School, Harvard University. Calon mahasiswa baru program itu membagikan tips lolos beasiswa ke Harvard.
Motivasi Raizal datang dari kesenjangan dan kebijakan yang tengah dihadapi dunia kesehatan. Hal ini memunculkan semangat padanya untuk melihat kesehatan secara luas.

Calon mahasiswa baru prodi Master Global Health Delivery itu membagikan tipsnya untuk lolos ke universitas top dunia dengan beasiswa.

3 Tips Lolos Beasiswa ke Harvard University

Tentukan Tujuan

Tujuan ini menurut Farizal adalah hal yang penting untuk menentukan langkah selanjutnya.

“Harus paham tujuan yang mau kita capai dan apa dampaknya saat pulang ke Indonesia nanti. Kalau alasan kita kuat maka semua prosesnya akan mengikuti,” katanya dalam situs Unair dikutip Minggu (25/6/2023).

Bangun Rekam Jejak yang Baik

Langkah kedua adalah membangun rekam jejak yang baik. Rekam jejak yang baik akan terlihat pada daftar riwayat hidup.

Saat menyusun daftar riwayat hidup, Farizal menyarankan untuk fokus pada bidang yang ingin dipelajari di kampus Farizal sendiri berfokus pada kebijakan kesehatan.

“Jadi yang saya tonjolkan adalah pengalaman organisasi, relawan, hingga internship. Saya juga memasukkan pengalaman penelitian terkait dengan kebijakan publik,” jelasnya.

Ia juga menambahkan untuk jangan malu berdiskusi dengan dosen dan membina hubungan baik dengan mereka. Sebab salah satu persyaratan yang harus calon mahasiswa Harvard University penuhi adalah adanya surat rekomendasi. Surat ini bisa diterbitkan oleh instansi tempat kerja atau dosen saat kuliah.

“Saat berhubungan sama dosen-dosen, saya banyak berdiskusi dengan mereka dan membina hubungan baik. Jadi jika meminta rekomendasi nantinya lebih mudah dan tidak bingung,” tambahnya.

Kemampuan Bahasa Inggris

Hal tak kalah penting adalah kemampuan bahasa Inggris. Memiliki beragam komponen, Farizal mengatakan tingkat kesulitan setiap orang akan berbeda.

Farizal mengungkapkan bahwa ia sempat kesulitan pada komponen writing dan speaking. Namun hal ini tak jadi kendala karena lingkungannya mendukung untuk belajar.

“Kalau dari writing saya coba untuk menulis paper. Kalau speaking, latihan bersama teman-teman melatih kemampuan bicara sekaligus diskusi,” ungkapnya.

Penerima beasiswa LPDP tersebut berpesan untuk terus bermimpi setinggi mungkin. Ia optimis bahwa kemampuan masyarakat Indonesia tidak kalah dengan negara lain.

“Anak Indonesia itu nggak kalah sama orang dari negara lain. Kalau kita bermimpi maka carilah jalan. Jangan lupa berdoa dan minta restu orang tua,” pungkasnya.