Jakarta – Davyn Sudirdjo dan Jason Sudirdjo adalah dua bersaudara yang berhasil menciptakan platform berbasis artificial intelligence (AI) di bidang pendidikan. Platform ini bisa membantu banyak pelajar di Indonesia untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggris.
“MASA AI adalah perusahaan (startup) teknologi berbasis artificial intelligence. Kami punya 2 business unit: flagship product dan custom AI Solutions,” ucap Davyn Sudirdjo selaku Co-founder MASA AI kepada https://www.pantiasuhan-hidayah.org/, Jumat (23/6/2023).

Ingin Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia

Davyn mengaku, penciptaan platform AI ini dilandaskan pada keinginannya yang ingin berperan dalam meningkatkan sumber daya manusia di Indonesia. Salah satu caranya adalah dengan menyediakan pembelajaran bahasa Inggris berbasis teknologi AI.

“Supaya Indonesia bisa menjadi negara yang lebih maju, kualitas sumber daya manusia perlu ditingkatkan. Ability untuk berbahasa Inggris sangat diperlukan untuk bisa meng-acquire skills tersebut,” terang lulusan Anglo-Chinese School (ACS) Jakarta ini.

Alasan Davyn ini diperkuat dengan fakta bahwa kemampuan bahasa Inggris rakyat Indonesia masih jauh di belakang negara-negara lain, termasuk berbagai negara di Asia Tenggara. Terlebih, ia juga menekankan bahwa MASA AI bisa muncul karena kurangnya guru berkualitas dan biaya les bahasa Inggris yang mahal.

“Alasannya pertama, kekurangan guru yang berkualitas. Kemudian, biaya les atau bimbel yang terlalu mahal,” kata Davyn.

Dengan platform yang ia ciptakan bersama adiknya, Jason Sudirdjo, ia ingin membantu guru sekolah dan guru bimbel di Indonesia untuk memonitor perkembangan dari murid mereka. Hal ini supaya setiap sesi les atau pembelajaran itu seoptimal mungkin bagi para murid.

Tidak Berniat Gantikan Guru, tapi Beri Jam Belajar Efektif

Dalam membangun platform ini, Davyn mengatakan menemui beberapa tantangan. Salah satunya tantangan untuk mengenalkan pada murid saat ini. Sebab, murid-murid saat ini telah mengalami transisi beberapa kali dari kelas offline ke online, setelah nyaman di online, harus kembali ke offline lagi.

“Untuk melakukan transisi dari kelas offline ke zoom saja sudah merupakan suatu tantangan, apalagi setelah pandemi berakhir, banyak murid yang kembali ke kelas offline,” ujar Davyn.

“Maka itu, angle yang kami ambil itu berbeda. Kami merasa bahwa kelas dengan seorang guru itu sangat berharga, dan kami tidak mau menggantikan guru. Kami ingin membantu guru me-monitor progress murid mereka (murid), memudahkan guru membuat soal belajar dan lesson plan,” jelasnya lebih lanjut.

Dengan aplikasi buatannya, Davyn mengatakan, murid bisa latihan kapanpun. Terlebih dengan adanya bantuan Jennie Bot, sehingga jam kelas bisa dipakai lebih efektif oleh murid untuk belajar, bukan latihan.

“Saya percaya bahwa ada banyak sekali potential application of AI untuk pendidikan. Saya merasa bahwa dalam beberapa tahun mendatang, AI sudah akan diintegrasikan lebih dalam di sistem pendidikan, mau itu dalam konteks produk yang kami buat, atau fungsi lain seperti learning management system,” tambah Davyn.

Membantu Anak-anak Indonesia Mencapai Level Internasional

Dengan berbagai versi yang akan terus ditingkatkan, Davyn berharap bisa membantu meningkatkan SDM anak-anak di Indonesia. Terutama soal kefasihan bahasa Inggris.

“Saya ingin anak-anak Indonesia bisa menerima pendidikan dari figur-figur akademik dan non-akademik terkemuka dunia, yang mana nantinya memerlukan kefasihan bahasa inggris supaya anak-anak bisa mengerti,” paparnya.

Davyn percaya bahwa ke depan bukan hanya akan lebih banyak anak-anak bangsa yang menimba ilmu di luar negeri, tetapi kualitas edukasi di tanah air juga akan meningkat secara eksponensial.

“Saya dan tim MASA AI hanya berharap untuk bisa membantu mempercepat proses Indonesia untuk mencapai level tersebut melalui teknologi terkini,” tutur mahasiswa yang mengambil gelar Master of Science di Stanford University, Amerika Serikat.

Davyn menjelaskan bahwa aplikasi pintar buatannya yang menggunakan AI membantu murid-murid belajar, seperti membantu belajar TOEFL, termasuk soal-soal beserta jawabannya, memprediksi nilai ujian TOEFL, menganalisa kekuatan dan kelemahan si murid hingga mendesain rencana belajar yang disesuaikan dengan kemampuan murid.