Jakarta – panti asuhan hidayah — Beberapa waktu lalu publik dihebohkan dengan prestasi yang diraih oleh seorang Polwan cantik asal Indonesia. Ia adalah Briptu Tiara Nissa Zulbida.
Nissa panggilan akrabnya berhasil menjadi lulusan terbaik saat mengikuti pendidikan di akademi kepolisian Turki. Ia diketahui menduduki peringkat lima terbaik yang membuatnya didapuk memberi kata sambutan di hadapan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan.

Tak hanya menyampaikan sambutan, Nissa dilantik secara langsung oleh Presiden Erdogan dan diminta menyampaikan salam untuk Presiden Joko Widodo dan penduduk Indonesia.

Dibalik cerita inspiratif dan keberhasilan dara kelahiran 10 April 1993 itu ternyata ada perjuangan dan fakta-fakta menarik loh teman-teman. Dari misi mewujudkan mimpi sang ibunda untuk menjadi Polwan hingga akhirnya timbul motivasi ingin mengenalkan nama kepolisian Indonesia di mata dunia. Begini cerita Tiara Nissa selengkapnya.

Wujudkan Mimpi Ibunda Jadi Polwan

Kepada kami, Nissa bercerita ia adalah anak kedua dari 3 bersaudara yang datang dari keluarga sederhana. Sang ayah yang ia panggil sebagai “abah” yaitu H Akhmad Ariefin merupakan pensiunan dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) kota Pasuruan.

Sedangkan sang ibunda yang ia panggil dengan “umi” yaitu Etty Ismiyati seorang ibu rumah tangga. Meski begitu, darah mengabdi menjadi polisi sudah ada di keluarga Tiara Nissa.

“Kakak laki-laki Tiara lulusan Bintara Polri tahun 2007 dan adik laki-laki lulusan Bintara Polri tahun 2021,” ungkap Tiara Nissa pada kami, Senin (31/7/2023) ditulis (7/8/2023).

Nissa menjelaskan orang tuanya memberikan kebebasan kepada anak-anaknya untuk masalah pendidikan. Untuk itu, berbeda dengan kakak dan adiknya usai lulus dari SMA 1 Pasuruan, Tiara melanjutkan pendidikan tinggi di STIE Yapan Surabaya dengan program studi Manajemen SDM.

“Alhamdulillah, orang tua selalu mendukung penduh dan menyerahkan pilihan pendidikan secara bijaksana dan dewasa. Sejak SD tidak ada batasan atau paksaan agar Tiara mengeksplorasi kemampuan di bidang apapun dan mendoakan agar selalu berada di jalan yang baik,” tambahnya.

Meski begitu, sang ibunda memberikan dorongan kepada Tiara Nissa untuk menjadi Polwan terlebih dahulu itu adalah cita-cita dari sang ibunda, Etty Ismiyati. Bahkan setiap melihat Polwan secara langsuang atau di TV ia memberikan pendapatnya kepada Nissa.

“Nduk, awakmu ga pengen dadi koyok ngunu tah? (Nak, apa kamu tidak ingin jadi seperti mereka, berseragam Polwan itu?,” kata Tiara menirukan ucapan Ibunda kala itu.

Hal itu terjadi pada tahun 2014 ketika ia masih menjadi karyawan di salah satu bank swasta di Kota Pasuruan. Bak doa ibu yang bersambut, pada tahun itupula diketahui ada pembukaan pendidikan Brigadir Polwan atau Bintara Polri di Kota Pasuruan.

Mengetahui hal tersebut, Etty yang mengambil brosur secara mandiri di Polresta Pasuruan dan memfotokopi seluruh persyaratan yang dibutuhkan. Ketika semuanya siap, Etty akhirnya memberi tahu Nissa.

“Nduk, age daftaro (nak, ayo daftar ya),” ungkapnya lagi.

Sejak saat itu, Nissa memutuskan keluar dari pekerjaannya dan mengikuti keinginan sang Ibunda untuk menjadi Polwan. Setelah melaksanakan tes, ia terpilih melaksanakan pendidikan untuk Brigadir Polwan tahun 2014 di Pusdik, Gasum Porong, Jawa Timur.

“Saya menyakini ridho Allah ada di ridho kedua orang tua dan saya mendaftar. Alhamdulilah lolos dan melaksanakan pendidikan,” tambah Tiara.

Setelah lulus dari pendidikan, Tiara mendapat gelar Brigadir Polisi Dua (Bripda) hingga kini sudah memiliki pangkat Brigadir Polisi Satu (Briptu).

Program Akademi Polisi Turki

Pada tahun 2021, Tiara Nissa mengikuti program “The First Level Police Chief Training and The Non Thesis master Degree” di Turkish National Police Academy (TNPA). Program ini diikuti oleh 87 peserta dari 16 negara, Indonesia mengirimkan tiga wakil yaitu Briptu Tiara Nissa, Ipda Regina Andrilla Setiawan, dan Bripka Hilman Lamana.

Program ini merupakan pendidikan pembentukan kepala kepolisian pertama di Turki yang terintegrasi dengan program non-tesis master degree dalam waktu 1,5 tahun setara dengan gelar master. Setelah dinyatakan lulus, Polwan Polda Jatim itu melanjutkan program intermediate.

Ketika ditanya mengapa mengikuti program ini, Tiara Nissa menjelaskan proses ini merupakan langkah awal untuk mewujudkan mimpinya. Dengan demikian ketika ada tawaran dan kesempatan, ia mencoba peruntungannya.

“Dari kecil saya punya cita-cita bisa keliling dunia dan pengen sekolah S2 dan S3 di luar negeri dengan jalur beasiswa. Bahkan mimpi ini masih ada di lemari baju saya di rumah.”

“Jadi, Alhamdulillah kalo ada tawaran kesempatan program beasiswa ke luar negeri saya selalu coba apply. Ini bukan yang pertama kali, tapi mungkin rejekinya dapat di Turki, Alhamdulillah,” ujar dara 29 tahun ini.

Belajar di negeri orang tentu bukan hal yang mudah. Nissa menyebutkan tantangan terbesarnya adalah belajar bahasa Turki di negara Turki.

Terlebih program yang diikutinya menggunakan bahasa Turki secara penuh dan untuk mengikuti programnya harus menguasa bahasa negara selevel B2. Dengan demikian ia mempelajari bahasa tersebut selama 8 bulan.

Lulusan Terbaik Akademi Polisi Turki

Tiara tak bisa memungkiri bila motivasi awalnya hanyalah untuk mendapat beasiswa dan melanjutkan pendidikan gratis ke luar negeri. Namun, ketika menjajakan kaki di Akademi Polisi Turki, motivasinya berubah.

Ia ingin Indonesia dan kepolisian Indonesia dilihat serta memiliki nama di mata dunia. Terlebih, ia merasa ketika memperkenalkan diri kepada teman dari negara lain, mereka seakan memandang rendah Indonesia.

“Ketika memperkenalkan diri dari Indonesia ke beberapa teman dari negara lain ataupun teman di Turki sendiri mereka kadang memandang rendah Indonesia. Karena mungkin ukuran tubuh saya yang dinilai kurang pantas menjadi seorang Polisi,” cerita Nissa.

Karena hal itu, semangatnya berkobar bangkit. Tiara bertekad ingin membuktikan bila Indonesia itu negara yang besar dan warganya bersatu dengan asas Bhineka Tunggal Ika berlandaskan Pancasila.

Untuk dapat meraihnya, ia mencoba melakukan yang terbaik dan mengikuti prosedur yang ada. Ia bersama Ipda Regina dan Bripka Hilman juga saling memberikan semangat dan melengkapi satu sama lain.

“Tak ketinggalan doa kedua orang tua saya yang selalu menjadi motivasi saya untuk selalu melakukan dan menjadi yang terbaik di setiap kesempatan,” tambahnya.

Kesusahan, keringat, dan usahanya akhirnya terbayar manis. Tiara Nissa berhasil menjadi lima besar lulusan Akademi Polisi Turki.

Prestasinya itu juga membuatnya berkesempatan untuk meraih kehormatan untuk memberikan pidato di acara kelulusan Akademi Polisi Turki di hadapan Presiden Erdogan dan seluruh tamu undangan yang hadir. Tiara menyatakan ia sangat bersyukur dengan kesempatan luar biasa ini.

“Perasaan waktu itu MasyaaAllah luar biasa bersyukur banget diberikan kesempatan yang luar biasa. Ini juga membuktikan tujuan Tiara untuk memperlihatkan kepada dunia bawa Indonesia bangsa yang besar dengan Bhineka Tunggal Ika dan Pancasilanya,” ucapnya.

Ketika berhadapan dengan Presiden Erdogan, Nissa tak memungkiri dirinya sempat grogi dan tidak percaya. Bahkan matanya tidak bisa tahan untuk berkaca-kaca karena Presiden Erdogan menyebut namanya dan Presiden Joko Widodo.

“Pak Presiden Erdogam dalam bahasa Turki bilang ‘Tiara, ben Widodoya çok iyi tanıyorum,Widodoya selam söyle, Endonezyaya selam söyle!” Yg artinya’ (dalam bahasa Indonsia: Tiara, Saya kenal baik dengan Widodo,sampaikan salam saya ke Widodo,sampaikan salam saya ke İndonesia!),” jelasnya.

Kini, Briptu Tiara Nissa sudah kembali ke Tanah Air dan disambut dengan bangga oleh keluarga dan Kepolisian Republik Indonesia terutama Polda Jawa Timur. Tak hanya itu, dikutip dari kami, Briptu Tiara mendapat penghargaan berupa pendidikan Sekolah Inspektur Polisi (SIP) 2023 dari Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Hal ini sejalan dengan rencana yang akan Tiara Nissa lakukan usai lulus dari Akademi Polisi Turki. Ia menyatakan ingin segera mengikuti sekolah pendidikan perwira polisi di Indonesia.

Selain itu, ia juga tak sabar kembali dinas dan melayani, mengayomi masyarakat Indonesia. Ia berharap melalui pengalamannya bisa diimplementasikan di Indonesia.

“Semoga kami (Tiara dan 2 rekannya) bisa mengimplementasikan ilmu dan pengalaman yang kami dapatkan di Akademi Kepolisian Turki dalam melaksanakan tugas untuk melindungi, mengayomi dan melayani masyarakat.”

“Karena segala ilmu baik materi dan praktik yang kamui dapatkan di Akpol Turki akan sangat bermanfaat dalam meningkatkan kompetensi kami saat berdinas,” imbuhnya.

Kemerdekaan dan Pesan Untuk Pemuda Indonesia

Menjelang Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-78, Tiara Nissa menjelaskan makana kemerdekaan menurut kaca matanya. Menurutnya, kemerdekaan adalah merdeka dalam menentukan visi dan misi kita dalam mencapai tujuan terutama bagi seorang pelajar.

Meski dilakukan di dalam atau luar negeri, Tiara Nissa menyatakan ilmu yang didapat harus bisa diaplikasikan dalam kehidupan bermasyarakat di Indonesia. Dengan demikian, ilmu juga bisa bermanfaat untuk kemajuan bangsa Indonesia di masa mendatang.

Ia berharap meskipun pemuda Indonesia beragam dengan berbagai profesi dan perjuangan masing-masing, pemuda Indonesia bisa membangun negeri. Sehingga, ketika mencapai Indonesia emas 2045 Indonesia bisa sejajar dengan negara adidaya lainnya.

Briptu Tiara juga menyerukan semangat dan tetap berjuang untuk seluruh pemuda dan pelajar Indonesia yang tengah berjuang. Ia berpesan untuk tidak putus asa terlebih dalam mewujudkan mimpi dalam memerdekakan diri.

“Whatever it takes,always do the best and ready for the worst. Tapi jangan lupakan Tuhan, because Allah always know what’s best for us,” tutup Briptu Tiara.

Begitulah cerita perjuangan Briptu Tiara Nissa Zulbida. Menginspirasi sekali ya teman!