Jakarta, Klik Here — Setelah melalui setengah hari yang sibuk, makan siang seperti siraman energi yang luar biasa. Anehnya, alih-alih lebih bertenaga, kita justru sering merasa lelah sampai ingin tidur setelah makan.
Mengapa demikian?

Merasa lelah setelah makan siang, atau setelah makan secara umum, dikenal sebagai postprandial somnolen, atau dalam bahasa sehari-hari disebut food coma.

“Bagian dari fenomena ini adalah karena fisiologi dasar: Ketika manusia makan, sebagian besar darah kita masuk ke organ pencernaan untuk mengolah makanan,” kata Sandra Arévalo, pakar kesehatan di RS Montefiore Nyack.

Setelah seseorang makan, tubuh mungkin menghasilkan lebih banyak serotonin, sebuah neurotransmitter yang mengatur tidur dan suasana hati, terutama jika makanan tersebut tinggi asam amino esensial triptofan.

Mengutip Cleveland Clinic, asam amino esensial banyak ditemukan dalam protein seperti ayam, keju, dan ikan.

Julie Stefanki, nutrisionis dari Academy of Nutrtion and Dietetics mengatakan kecenderungan menjadi lelah setelah makan sebenarnya tidak menunjukkan sesuatu yang salah. Namun, itu bisa dianggap sebagai masalah karena norma budaya, khususnya di Amerika Serikat.

Sama halnya di Indonesia, orang-orang di AS menjunjung tinggi produktivitas di siang hari alih-alih beristirahat.

“Saya selalu memikirkan Spanyol dan orang-orang yang memberi tahu saya ketika mereka mengunjungi tempat-tempat di mana mereka tidur siang,” tambahnya.

Selain itu, ada sejumlah faktor tambahan yang memperburuk kelelahan setelah makan. Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan dan cara melakukan penyesuaian.

Konsumsi makanan “berat” dan manis

Salah satu penyebab merasa lelah setelah makan adalah mengonsumsi makanan berat baik dari segi kuantitas maupun kualitas.

Beberapa orang makan berlebihan di siang hari, terutama jika mereka punya banyak tugas yang sedang dikerjakan.

Tidak sarapan juga dapat menyebabkan makan berlebihan siang harinya karena kesulitan mengendalikan nafsu makan.

“Seseorang yang merasa sangat lelah setelah makan mungkin mempertimbangkan untuk memperlambat makan mereka dan mengurangi porsinya sedikit sampai mereka tidak makan berlebihan,” kata Stefanski.

“Karena apa pun yang Anda makan, apakah itu karbohidrat, lemak, protein, jika Anda makan lebih banyak dari yang dirancang tubuh Anda untuk ditangani, tubuh akan menghabiskan waktu lama untuk mencerna makanan itu.”

Sejumlah makanan tertentu dapat menyebabkan kelelahan. Lemak adalah nutrisi yang paling sulit dicerna karena molekulnya jauh lebih besar daripada protein atau karbohidrat, kata Stefanski dan Arévalo.

“Jika Anda makan tinggi lemak seperti gorengan atau pizza itu bisa membuat Anda merasa lelah. Makanan tinggi gula tambahan atau karbohidrat olahan dapat memiliki efek yang sama.”

Kristin Kirkpatrick, ahli diet terdaftar di Cleveland Clinic mengatakan, ada baiknya konsumsi makanan yang mengandung banyak serat.

Serat dalam makanan utuh dapat memperlambat penyerapan gula ke dalam tubuh, yang berarti tidak menyebabkan lonjakan insulin. Serat juga memberi tubuh energi yang lebih stabil dan tahan lama.

Menurut para ahli, memilih makanan dan camilan yang lebih seimbang dapat membantu Anda mengurangi rasa lelah setelah makan. Makanan itu semisal salmon, daging ayam putih, dan kacang-kacangan.

“Lima menit jalan kaki atau sesuatu yang membantu meningkatkan sirkulasi dan kewaspadaan juga [terhadap lelah setelah makan],” kata Arévalo.

Kurang tidur

Tidur mengatur hormon manusia, termasuk hormon pencernaan Anda. Jika Anda kurang tidur, tubuh cenderung menekan hormon leptin untuk memberi sinyal kenyang.

“Atau meningkatkan ghrelin, hormon yang memerintahkan “beri saya makan,” jelas Kirkpatrick.

Kurang istirahat juga dapat berdampak negatif pada keterampilan pengambilan keputusan, pengaturan emosi, dan wilayah otak yang mengatur asupan makanan, sehingga semakin sulit untuk menahan keinginan akan makanan yang sangat enak.

Anda dapat meningkatkan kualitas tidur dengan memastikan tidur selama tujuh hingga sembilan jam per malam di lingkungan yang sejuk, gelap, dan sunyi. Hindari minum kafein setidaknya enam jam sebelum waktu tidur.

Masalah gula darah

Bagi sebagian orang, kelelahan setelah makan bisa menandakan sesuatu yang lebih serius.

“Statistik saat ini menunjukkan bahwa banyak orang di AS menderita diabetes atau pradiabetes dan tidak mengetahuinya,” kata Stefanski.

“Ketika seseorang tidak dapat memetabolisme karbohidrat dengan baik, dan karena itu memiliki jumlah insulin yang tinggi dalam darah, hal itu dapat mengurangi tingkat energi.”

Jika Anda sering merasa mengantuk setelah makan bahkan setelah melakukan penyesuaian pola makan, mintalah dokter untuk melakukan tes hemoglobin A1c.
“Tes mengukur kadar gula darah rata-rata dan menunjukkan berapa banyak glukosa yang melekat pada hemoglobin dalam sel darah merah,” kata Stefanski.

Jika hasilnya tinggi, kata dia, itu menunjukkan bahwa tubuh Anda sedang berjuang untuk memetabolisme makanan dan karbohidrat yang menyebabkan lelah serta ngantuk setelah makan.